Habib Muhammad Assegaf Lampung
Habib Muhammad Assegaf, pengasuh Pondok
Pesantren Darul Maarif Natar, lahir di Bandung Jawa Barat pada tanggal 27 Mei
1943 dan sekitar tahun 1955 beliau dan keluarganya pindah ke Lampung di Desa
Banjar Negri Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan . Beliau adalah putra
ke-tiga dari sembilan bersaudara dari pasangan Habib Abu Abdillah bin
Alwi Assegaf dan Habibah Umi Kultsum. Pada masa kecil
beliau dilalui sebagaimana anak-anak pada masanya, yaitu masa kemerdekaan RI
yang penuh dengan gejolak politik.
Habib Muh, begitulah panggilan akrab beliau, setelah
lulus dari Sekolah Rakyat (SR) di kota Bandung, beliau melanjutkan sekolah
setingkat SLTP dan SMA, beliau juga pernah mengenyam perguruan tinggi di
Universitas Indonesia Fakultas Hukum bagian Antropologi, tetapi hanya sampai
setingkat Sarjana Muda. Keinginan beliau melanjutkan kejenjang yang lebih
tinggi harus kandas karena tuntutan ekonomi dimana adik-adiknya juga
membutuhkan dana dalam pendidikan mereka. Saat menjadi mahasiswa inilah, Habib
Muh mulai belajar berorganisasi, dan aktif dalam organisasi HMI, KAMI dan
lain-lain. Dalam bidang agama, beliau dibimbing langsung oleh abahnya.
Setelah terpaksa harus menyelesaikan
belajarnya, Habib Muh mulai membantu orang tuanya dan aktif mendayagunakan
tenaga dan pikirannya untuk kemajuan sebuah Pondok Pesantren yang telah di
dirikan oleh Abahnya yaitu Pondok Pesantren Darul Ma’arif Desa Banjar Negeri
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Selain aktif juga di
organisasi-organisasi kemasyarakatan dan politik praktis. Mula-mula beliau
adalah kader Partai Persatuan Pembangunan, bahkan beliau pernah menjadi anggota
legislative (DPRD II) Kabupaten Lampung Selatan periode 1975 – 1980 dari Partai
Persatuan Pembangunan. Tetapi ketika rezim Orde Baru tumbang dan era reformasi datang,
NU mendirikan partai politik untuk warganya, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa,
Habib Muh di percaya sebagai Ketua Dewan Syuro DPC PKB Lampung Selatan hingga
akhir hayatnya.
Habib Muh adalah seorang Nahdliyyin tulen,
seorang yang getol berjuang untuk warga Nahdliyyin, beliau pernah menjadi
Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Anshor Kabupaten Lampung Selatan. Sukses
memimpin generasi muda NU, Habib Muh kemudian dipilih menjadi Ketua Pengurus
Cabang Nahdlotul Ulama’ (PC.NU) Kabupaten Lampung Selatan. Dalam suatu
kesempatan beliau pernah berkata “Saya sebagai Dzurriyyah Rasul sangat
senang sekali sama warga Nahdliyyin, lha wong yang eksis pada perjuangan
Rasulullah itu warga Nahdliyyin, dan yang mendo’akan Dzurriyyah Rasul juga
warga Nahdliyyin.”
Sebelum wafat pada hari Kamis tanggal 10
Agustus 2006, beliau sempat membentuk sebuah wadah atau lembaga jaringan antar
pesantren se-Propinsi Lampung yang diberi nama IKRAMA yang dideklarasikan
oleh beliau sendiri pada tanggal 20 Mei 2006, dan telah berafiliasi didalamnya
sejumlah 81 pondok pesantren se-Propinsi Lampung.
Dari sekilas bografi ini, dapat sedikit kita
gambarkan bagaimana gigihnya beliau didalam berjuang menegakkan agama Allah dan
betapa besarnya perhatian beliau terhadap perkembangan dan kemajuan pondok
pesantren. Beliau meninggal pada usia 64 tahun dan meninggalkan 7 putra dan
putri hasil pernikahannya dengan Nyai Hj. Salma al-Ba’bud, yaitu, Habibah Dra.
Muzna, Habib Mahmud fasa, Habibah Dra. Fita Nahdia, Habib Asadullah, Habibah
Gamar Wulan, Habibah Raguan Alawiyah, SE, dan Habib Mus’ab Kholidin, A.
Md. Mudah-mudahan yang kuasa mengampuni
segala kesalahannya dan melipat gandahkan pahala amal kebaikannya. amin.