Anjuran Berkorban dan Hikmahnya
Korban dalam bahasa arab adalah udlhiyyah. Udlhiyyah menurut bahasa berarti nama (istilah) bagi seekor hewan yang di potong pada hari Raya
‘idul adlha. Sedangkan dalam istilah fiqh, udlhiyyah berarti menyembelih
hewan tertentu dengan niat ibadah (mendekatkan diri kepada Allah) pada waktu
yang tertentu. Kemudian di Indonesia,
hususnya oleh masyarakat umum istilah Udlhiyyah ini lebih dikenal dengan nama Korban.
Hal ini karena tujuan udlhiyyah adalah QURBAH (mendekatkan
diri kepada Allah).
Berkenaan dengan syari’at Korban
ini, Allah subhanahu wa ta’alaa berfirman dalam Surat
Al-Kausar Ayat: 2. “Maka Dirikanlah
shalat Karena Tuhanmu, dan berkorbanlah”, di dalam Surat Al-Haj Surat: 36: “Dan Telah kami jadikan untuk kamu unta-unta
itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak
padanya”.
Sabda Nabi
shollallohu alaihi wasallam. Dari sahabat Anas ra
berkata: “Sesungguhnya Rasulallah SAW telah berkorban dengan dua ekor kambing
domba yang bagus, bertanduk, beliau menyembelih dengan kedua tangan beliau,
(sebelum beliau menyembelih hewan korban) belia membaca takbir dan tasbih,
kemudian beliau meletakan kakinya diatas paha hewan korban”. (HR Imam Muslim).
Dari sahabat ‘Aisah ra,
sesungguhnya Rasulallah telah bersabda: “Tidak ada amal perbuatan ibnu adam
pada hari Raya ‘idul adha yang lebih menyenangkan Allah selain mengalirkan
darah (ber-korban, sesungguhnya korban tersebut (akan di kembalikan Allah dalam
wujud yang sempurna) dengan bertanduk dan kuku kukunya. Dan sesungguhnya darah (dari hewan korban yang di alirkan)
pada tempat penyembelihan, (Allah akan menerima nya) sebelum darah tersebut
jatuh kebumi, untuk itu (ketika korban) hendaknya memilih hewan yang paling
bagus”.(HR Imam Turmudzi dan Imam Hakim)
قال عليه الصلاة والسلام: اَلاَ اَنَّ اْلاُضْحِيَّةَ
مِنَ اْلاَعْمَالِ الْمُنْجِيَّةِ, تُنْجِى صَاحِبَهَا مِنَ شَّرِّ الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ"
(زبدة الواعظين)
“Rasulullah
Saw bersabda: Ingatlah, sesungguhnya berkorban sebagian dari amal perbuatan
yang menyelamatkan, amal tersebut akan menyelamatkan orang yang berkorban dari
kejelekan di dunia dan di ahirat”.
وعن على رضى الله عنه: "مَنْ خَرَجَ
مِنْ بَيْتِهِ اِلَى شِرَاء اْلاُضْحِيَّةِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ
وَمُحِىَ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ, وَاِذَاتَكَلَّمَ
فِى شِرَائِهَا كَانَ كَلاَمُهُ تَسْبِيْحًا, وَاِذَا نَقَدَ ثَمَنُهَا كَانَ لَهُ
بِكُلِّ دِرْهَمٍ سَبْعُمِائَة حَسَنَةٍ, وَاِذَا طَرَحَهَا عَلَى اْلاَرْضِ يُرِيْدُ
ذَبْحَهَا اِسْتَغْفَرَ لَهُ كُلُّ خَلْقٍ مِنْ مَوْضِعِهَا اِلى اْلاَرْضِ السَّابِعَةِ,
وَاِذاَ اَهْرَقَ دَمَّهَا خَلَقَ اللهُ بِكُلِّ قَطْرَةٍ مِنْ دَمِّهَا عَشْرَةً
مِنَ الْمَلاَئِكَةِ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ اِلَى اْليَوْمِ الْقِيَامَةِ, وَاذَا
قَسَمَ لَحْمَهَا كَانَ لَهُ بِكُلِّ لُقْمَةٍ مِثْلُ عِتْقٍ رَقَبَةٍ مِنْ وَلَدِ
اِسْمَاعِيْلَ عليه السلام" (جواهر زاده )
“Diriwayatkan dari Shahabat Ali
Karramallohu wajhah:” Barang siapa keluar dari rumahnya pergi untuk membeli
hewan korban maka akan dihitung bagi orang tersebut setiap dari langkah kakinya
sepuluh kebaikan, dan di hilangkan atasnya sepuluh kejelekan, dan diangkat
(diberi) atasnya sepuluh derajat. Dan ketika terjadi transaksi pembelian maka
setiap ucapanya dihitung sebagai tasbih, dan ketika akad pembelian berlangsung
maka setiap dirham ( satu rupiah) disamakan dengan tuju puluh kebaikan, dan
ketika hewan tersebut diletakan (dibaringkan) diatas bumi untuk dipotong maka
setiap mahluq yang ada di bumi sampai lapis ketuju akan memohonkan ampun atas
orang resebut, dan ketika darah dari hewan tersebut telah dialirkan maka Allah
Swt menjadikan setiap tetes dari darah
tersebut sepuluh malaikat yang selalu memohonkan ampun sampai hari kiyamat, dan
ketika daging dari hewan tersebut dibagikan maka setiap satu suapan dari daging
tersebut pahalanya menyamai memerdekakan budak dari keturunan Nabi Ismail
‘Alaihissalam”
عن ابي هريرة رضي الله عنه، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم
قال: (مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةً وَلمَ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنّ مُصَلاَّنَا )أخرجه أحمد، وابن ماجه(
"Dari Abu Hurairah ra, Raslallah SAW bersabda: Barang siapa di beri
kecukupan oleh Allah, dan tidak mau berkorban maka jangan sekali kali mendekati
tempat sholat kami".(HR.Baihaqi)
قال عليه
الصلاة والسلام:خِيَارُ اُمَتِى يَضحُوْنَ وَشَرَارُ اُمَتِى لاَ يَضحُوْنَ (زبدة الواعظين)
Rasulullah Saw bersabda: “Sebagus bagusnya umat saya adalah mereka yang
mau berkorban dan Sejelek
jeleknya umat saya adalah mereka yang tidak mau berkorban”
روى عن النبى عليةالصلاة والسلام انه
قال:" مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلْيَمُتْ اِنْ شَاءَ يَهُوْدِيًا
وَاِنْ شَاءَ نَصْرَانِيًا" (جواهر
زاده )
“Diriwayatkan dari Rasulullah
Saw, sesungguhnya biliau telah bersabda: ” Barang siapa yang memiliki
kemampuan untuk berkorban, akan tetapi tidak mau berkorban maka ketika orang
tersebut meninggal jika Allah swt menghendaki orang tersebut akan wafat sebagai
orang yahudi atau nasroni”.
عن عطية عن أبي سعيد الخدري رضي
الله عنه قال
أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِفَاطِمَةَ قُومِي إلَى
أُضْحِيَّتِكِ فَاشْهَدِيهَا فَإِنَّهُ بِأَوَّلِ قَطْرَةٍ مِنْ دَمِهَا يُغْفَرُ
لَكِ مَا سَلَفَ مِنْ ذُنُوبِك ) رَوَاهُ الْحَاكِمُ وَصَحَّحَ إسْنَادَهُ(
“Rasullah bersabda kepada Fatimah: Hadirlah kamu (ketempat)
korbanmu, dan saksikanlah, sesungguhnya (korbanmu) memintakan ampun seluruh
dosa dosa yang telah engkau perbuat ketika pertama kali darahnya mengalir”.(HR.
Hakim)
Dari
firman Allah dan hadits-hadits di atas setidaknya ada beberapa hikmah yang bisa
diambil, di antaranya yaitu, korban adalah ibadah taqarrub (pendekatan diri
kepada Allah), menunjukkan ketaatan kepada-Nya, mensyukuri nikmat yang telah
diberikan-Nya, Sebagai penghapus dosa dan penyelamat hidup di dunia dan di akhirat,
berbagi kebahagiaan bersama keluarga, kerabat, tetangga dan golongan fakir
miskin.