Ya'juj Wa Ma'juj
Ya’juj wa-Ma’juj menurut ahli lughah
ada yang menyebut isim musytaq berasal dari Ajaja An-Naar artinya
jilatan api. Atau dari Al-Ajjah artinya bercampur/sangat panas, Al-Ajju (cepat bermusuhan), Al-Ijajah
(air yang memancar keras) dengan wazan Yaf’ulu dan Maf’ulun. Menurut Abu Hatim, Ma’juj berasal dari Maja yaitu
kekacauan. Ma’juj berasal dari Mu’juj yaitu Malaja. Namun, menurut
pendapat yang shahih, Ya’juj wa-Ma’juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam
dan Laqab (julukan).
Al Qur’an dua kali menyebutkan kata “ Ya’juj wa
Ma’juj”.
Pertama, di surat Al Kahfi ayat 94-100, yang artinya “
Mereka berkata: Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-
orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan
sesuatu pembayaran kepadamu, supaya membuat dinding antara kami dan mereka?
“Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku
terhadapnya adalah lebih baik, maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan
alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kalian dan mereka, berilah aku
potongan-potongan besi. ’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua
(puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi
itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘ Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu. ’Maka mereka tidak bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain
berkata: ‘ Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila telah datang
janji Rabbku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah
benar.’ Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang
lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu
semuanya.”
Kedua, di surat Al-Anbiya`: 96-97 yang artinya “
Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang
benar (hari kebangkitan), maka
tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata):‘Aduhai,
celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim ’.”
(Al-Anbiya`: 96-97)
Itulah dua ayat Qur’an yang menyebutkan tentang Ya ’juj dan
Majuj. Ayat 94 surat Al Kahfi berbicara perihal Ya ’juj dan Ma’juj di masa lalu. Tentang
sifat mereka yang suka membuat kerusakan di dunia, sampai kemudian Dzulqarnain
membuat benteng yang menghalangi mereka, dan mereka tidak mampu bangkit lagi semenjak
zaman Dzulqarnain itu, juga zaman-zaman setelahnya. Sementara surat Al Anbiya
berbicara dengan jelas tentang Ya ’juj dan Ma’juj di masa depan dan perihal kebangkitannya
ketika mendekati hari Kiamat. Kalimat pada ayat surat Al Anbiya yang berbunyi, “dan
mereka turun dengan cepat dari seluruh penjuru yang tinggi. ” Menunjukkan besarnya kekuatan, jumlah
personel yang mereka miliki, dan
kerasnya ekspansi yang mereka lakukan.
Ulama sepakat bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah termasuk spesies manusia, sekalipun seperti disebutkan dalam surah
Al-Kahfi, mereka seperti bukan manusia pada umumnya, sebab Ya-juj dan Ma-juj
adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, mereka akan membabat semua yang menghalangi dan
merusaknya atau bila
perlu membunuh penduduknya. Ibnu Katsir
menerangkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj sejatinya adalah dari keturunan Adam dari
keturunan Nuh, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang
terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain. Amin Muhammad
Jamaludin didalam bukunya “Umur Umat Islam” mengatakan bahwa
mereka adalah keturunan Yafits bin Nuh. Karena Nuh mempunyai tiga orang anak,
yaitu Ham, yang menjadi nenek moyang orang Habsyi (Afrika). Anak kedua bernama
Sam, yang menjadi nenek moyang bangsa Arab, Persia dan Romawi. Sedangkan anak
ketiga bernama Yafits yang menjadi nenek moyang bangsa Turki.
Jelasnya mereka
adalah golongan yang bathil dan kerap membuat kerusakan di muka bumi. Mereka
termasuk golongan kafir yang akan dimasukkan ke dalam api neraka. Seperti sabda
Rasululullah SAW dalam hadits riwayat Al-Bukhari di Fathul Bari, juz 6 hal. 382. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu
fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di
tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan
(penghuni) neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan
ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi
beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat
orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya:
“Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab:
“Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari
Ya’juj wa Ma’juj
seribu….”
Keluarnya Ya’juj wa Ma’juj
kemunculan Ya`juj dan Ma`juj ini dalam satu
rangkaian dengan kemunculan Dajjal, Imam Mahdi, Isa bin Maryam, lantas muncul
Ya`juj dan Ma`juj. Semua
peristiwa tersebut adalah peristiwa- peristiwa yang akan mendahului terjadinya hari kiamat.
Nampaklah bahwa peristiwa
demi peristiwa itu merupakan
peristiwa yang tersusun bagai marjan dalam satu untaian tali. Firman Allah, “Maka Mereka tidak dapat mendakinya
dan mereka tidak dapat melubanginya. Zulkaranain berkata, ‘Ini adalah rahmat
dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya
hancur luluh. Dan janji Tuhanku adalah benar. Kami biarkan mereka pada hari itu
bercampur aduk antara yang satu dengan yang lain. Kemudian ditiup lagi
sangsakala, lalu Kami kumpulkan mereka semuanya.” (Surah Al Kahfi ayat
97-99)
Dalam hadis Rasulullah SAW dijelaskan bahwa
Ya’juj Ma’juj akan keluar setelah turunnya Isa Bin Maryam dan setelah Nabi Isa
AS mengalahkan Dajjal. Dalam shahih muslim Juz 4 no 2937, dalam sebuah hadis
panjang riwayat an-Nuwwas ibn Sam’an, Rasullah SAW bersabda, “Kemudian
datang kepada Nabi Isa bin Maryam suatu kaum yang dilindungi oleh Allah dari
Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan menceritakan derajat mereka di surga.
Pada saat Isa sedang melakukan hal itu, Allah memberi wahyu kepadanya, ‘Aku
telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada seorangpun mampu membunuh
mereka, Maka naiklah bersama hamba-hambaku (rombongan-Mu) ke gunung untuk
berlindung dan mencari keamanan’. Lantas Allah-pun mengutus Ya’juj wa Ma’juj. Mereka keluar
dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. “Rombongan pertama mereka
melalui danau Thabariyah, sebuah danau besar di Palestina yang berair lezat.
Lalu mereka meminumnya. Kemudian rombongan terakhir mereka melewatinya dan
berkata ‘Disini pernah ada air. Kemudian Nabi Isa dan para sahabatnya lalu
berdoa kepada Allah, maka Allah mengirmkan ulat-ulat ke leher Ya’juj wa Ma’juj, sehingga Ya’juj dan Ma’juj mati
sekaligus. “Isa AS,
dan para sahabatnya kemudian turun. Mereka mendapati setiap jengkal tanah
dipenuhi bau lendir dan mayat’mayat. Isa a.s dan para sahabatnya lalu berdoa
kepada Allah, dan Dia mengirimkan burung-burung seperti unta Khurasan yang
mengambil dan membuang mayat-mayat itu ke tempat yang dikehendakiNya. Kemudian
dia menurunkan hujan yang membasahi seluruh tanah dan mencuci bumi sehingga
menjadi laksana cermin.”
Merujuk kepada al-Qur’an dan al-Hadits, bahwa
Ya’juj dan Ma’juj dikurung sampai kemudian dilepas saat akhir zaman setelah turunnya
Isa Bin Maryam dan setelah Nabi Isa AS mengalahkan Dajjal. “Mereka tidak dapat mendakinya dan tidak
dapat melubanginya” (Al Kahfi 97) dan mengabarkan hal itu berlanjut sampai
akhir zaman ketika datang janji Allah. Pada saat itu dinding itu runtuh dan
mereka keuar mendatangi orang-orang “Jika sudah datang janji Tuhanku, Dia akan
menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku adalah benar.” (Al Kahfi 98)
Wujud dan Ciri-Ciri Ya’juj wa Ma’juj
Mereka
memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah
perusak dan jumlah mereka sangat
besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang
mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit),
berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya
seperti perisai. Dalam sebuah hadits riwayat Ahmad Rasulullah bersabdah,
عَنِ ابْنِ حَرْمَلَةَ عَنْ خَالَتِهِ قَالَتْ خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ إِصْبَعَهُ مِنْ لَدْغَةِ عَقْرَبٍ فَقَالَ إِنَّكُمْ تَقُولُونَ لَا عَدُوَّ وَإِنَّكُمْ لَا تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْعُيُونِ شُهْبُ الشِّعَافِ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
"Dari Harmalah dari bibinya, bibinya berkata. Rasulullah
SAW berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking, Beliau bersabda, “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal
sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj
wa-Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir
dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.”
(HR. Imam Ahmad).