Jumat, 17 April 2015

Ya'juj Wa Ma'juj


Ya’juj wa-Ma’juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq berasal dari Ajaja An-Naar artinya jilatan api. Atau dari Al-Ajjah artinya bercampur/sangat panas, Al-Ajju (cepat bermusuhan), Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan Yaf’ulu dan Maf’ulun. Menurut Abu Hatim, Ma’juj berasal dari Maja yaitu kekacauan. Ma’juj berasal dari Mu’juj yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang shahih, Ya’juj wa-Ma’juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan).

Al Qur’an dua kali menyebutkan kata “ Ya’juj wa Ma’juj”.

Pertama, di surat Al Kahfi ayat 94-100, yang artinya “ Mereka berkata: Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang- orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya membuat dinding antara kami dan mereka? “Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kalian dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi. ’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘ Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu. ’Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata: ‘ Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila telah datang janji Rabbku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar.’ Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.”

Kedua, di surat Al-Anbiya`: 96-97 yang artinya “ Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari kebangkitan), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata):‘Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim ’.” (Al-Anbiya`: 96-97)

Itulah dua ayat Qur’an yang menyebutkan tentang Ya ’juj dan Majuj. Ayat 94 surat Al Kahfi berbicara perihal Ya ’juj dan Ma’juj di masa lalu. Tentang sifat mereka yang suka membuat kerusakan di dunia, sampai kemudian Dzulqarnain membuat benteng yang menghalangi mereka, dan mereka tidak mampu bangkit lagi semenjak zaman Dzulqarnain itu, juga zaman-zaman setelahnya. Sementara surat Al Anbiya berbicara dengan jelas tentang Ya ’juj dan Ma’juj di masa depan dan perihal kebangkitannya ketika mendekati hari Kiamat. Kalimat pada ayat surat Al Anbiya yang berbunyi, “dan mereka turun dengan cepat dari seluruh penjuru yang tinggi. ” Menunjukkan besarnya kekuatan, jumlah personel yang mereka miliki, dan kerasnya ekspansi yang mereka lakukan.

Ulama sepakat bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah termasuk spesies manusia, sekalipun seperti disebutkan dalam surah Al-Kahfi, mereka seperti bukan manusia pada umumnya, sebab Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, mereka akan membabat semua yang menghalangi dan merusaknya atau bila perlu membunuh penduduknya. Ibnu Katsir menerangkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj sejatinya adalah dari keturunan Adam dari keturunan Nuh, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain. Amin Muhammad Jamaludin didalam bukunya “Umur Umat Islam” mengatakan bahwa mereka adalah keturunan Yafits bin Nuh. Karena Nuh mempunyai tiga orang anak, yaitu Ham, yang menjadi nenek moyang orang Habsyi (Afrika). Anak kedua bernama Sam, yang menjadi nenek moyang bangsa Arab, Persia dan Romawi. Sedangkan anak ketiga bernama Yafits yang menjadi nenek moyang bangsa Turki.

Jelasnya mereka adalah golongan yang bathil dan kerap membuat kerusakan di muka bumi. Mereka termasuk golongan kafir yang akan dimasukkan ke dalam api neraka. Seperti sabda Rasululullah SAW dalam hadits  riwayat Al-Bukhari di Fathul Bari, juz 6 hal. 382. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu….”

Keluarnya Ya’juj wa Ma’juj

kemunculan Ya`juj dan Ma`juj ini dalam satu rangkaian dengan kemunculan Dajjal, Imam Mahdi, Isa bin Maryam, lantas muncul Ya`juj dan Ma`juj. Semua peristiwa tersebut adalah peristiwa- peristiwa yang akan mendahului terjadinya hari kiamat. Nampaklah bahwa peristiwa demi peristiwa itu merupakan peristiwa yang tersusun bagai marjan dalam satu untaian tali. Firman Allah, Maka Mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat melubanginya. Zulkaranain berkata, ‘Ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh. Dan janji Tuhanku adalah benar. Kami biarkan mereka pada hari itu bercampur aduk antara yang satu dengan yang lain. Kemudian ditiup lagi sangsakala, lalu Kami kumpulkan mereka semuanya.” (Surah Al Kahfi ayat 97-99)

Dalam hadis Rasulullah SAW dijelaskan bahwa Ya’juj Ma’juj akan keluar setelah turunnya Isa Bin Maryam dan setelah Nabi Isa AS mengalahkan Dajjal. Dalam shahih muslim Juz 4 no 2937, dalam sebuah hadis panjang riwayat an-Nuwwas ibn Sam’an, Rasullah SAW bersabda, “Kemudian datang kepada Nabi Isa bin Maryam suatu kaum yang dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan menceritakan derajat mereka di surga. Pada saat Isa sedang melakukan hal itu, Allah memberi wahyu kepadanya, ‘Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada seorangpun mampu membunuh mereka, Maka naiklah bersama hamba-hambaku (rombongan-Mu) ke gunung untuk berlindung dan mencari keamanan’. Lantas Allah-pun mengutus Ya’juj wa Ma’juj. Mereka keluar dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. “Rombongan pertama mereka melalui danau Thabariyah, sebuah danau besar di Palestina yang berair lezat. Lalu mereka meminumnya. Kemudian rombongan terakhir mereka melewatinya dan berkata ‘Disini pernah ada air. Kemudian Nabi Isa dan para sahabatnya lalu berdoa kepada Allah, maka Allah mengirmkan ulat-ulat ke leher Ya’juj wa Ma’juj, sehingga Ya’juj dan Ma’juj mati sekaligus.  “Isa AS, dan para sahabatnya kemudian turun. Mereka mendapati setiap jengkal tanah dipenuhi bau lendir dan mayat’mayat. Isa a.s dan para sahabatnya lalu berdoa kepada Allah, dan Dia mengirimkan burung-burung seperti unta Khurasan yang mengambil dan membuang mayat-mayat itu ke tempat yang dikehendakiNya. Kemudian dia menurunkan hujan yang membasahi seluruh tanah dan mencuci bumi sehingga menjadi laksana cermin.”

Merujuk kepada al-Qur’an dan al-Hadits, bahwa Ya’juj dan Ma’juj dikurung sampai kemudian dilepas saat akhir zaman setelah turunnya Isa Bin Maryam dan setelah Nabi Isa AS mengalahkan Dajjal. “Mereka tidak dapat mendakinya dan tidak dapat melubanginya” (Al Kahfi 97) dan mengabarkan hal itu berlanjut sampai akhir zaman ketika datang janji Allah. Pada saat itu dinding itu runtuh dan mereka keuar mendatangi orang-orang “Jika sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku adalah benar.” (Al Kahfi 98)

Wujud dan Ciri-Ciri Ya’juj wa Ma’juj

Mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai. Dalam sebuah hadits riwayat Ahmad Rasulullah bersabdah,

عَنِ ابْنِ حَرْمَلَةَ عَنْ خَالَتِهِ قَالَتْ خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ إِصْبَعَهُ مِنْ لَدْغَةِ عَقْرَبٍ فَقَالَ إِنَّكُمْ تَقُولُونَ لَا عَدُوَّ وَإِنَّكُمْ لَا تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْعُيُونِ شُهْبُ الشِّعَافِ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ

"Dari Harmalah dari bibinya, bibinya berkata. Rasulullah SAW berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking, Beliau bersabda, “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj wa-Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.”  (HR. Imam Ahmad).